*About Me*

3 Maret 2011

On The Way @DPRD Bekasi & Jatiluhur

Experience Unforgettable With My Friend

Kamis 17 Februari 2011, rombongan MTS. Attaqwa 03 Babelan (yang terdiri dari Siswi 9.1, Perwakilan kelas 9.2, 9.3, 9.4, 9.5 dan beberapa guru) akan berangkat menuju kantor DPRD Bekasi yang berlokasi di Cikarang. Kami kesana bertujuan untuk Show Case Project Citizen yaitu mempersentasikan hasil penelitian kelas 9.1 mengenai Masalah Banjir yang dimuat melalui sebuah Panel yang dinamakan “PROJECT CITIZEN”

Pada pukul 06.15 aku berangkat dari rumah dengan memakai seragam batik dan diantar oleh abahku. Sesampainya di sekolah aku melihat teman-temanku sedang berkumpul di saung sekolah, akupun langsung menghampiri mereka semua. Di situ kami bercanda-tawa sambil menunggu untuk berangkat, tak lama kemudian kami di suruh berkumpul di lapangan sekolah untuk mendengarkan sambutan dan arahan yang diberikan oleh Bapak Kepala Sekolah. Setelah kami mendapat arahan dari bapak kepsek, kami segera menuju bis yang letaknya berada di depan Kecamatan Babelan. Sesampainya di kecamatan ternyata beberapa guru telah menunggu kami untuk mendampingi kami selama di perjalanan maupun di tempat tujuan.


Kumpul di lapangan, untuk Mendengarkan Sambutan dari Bpk. Kepala Sekolah

Dan kami berangkat pada pukul 07.45 menuju kantor DPRD Bekasi, aku duduk ber-3 dengan ana dan febri. Selama perjalanan kami bernyanyi, bercanda, bahkan sampai narsis-narsisan di dalam bis. Namun di pertengahan jalan beberapa teman kami sudah ada yang mabuk, mungkin karna kurang ada persiapan dan belum sarapan mereka pun jadi pusing dan muntah. Aku hanya diam melihat teman yang sedang mabuk, karna kalo melihat orang muntah aku akan ikut-ikutan, jadi aku hanya duduk sambil smsan dan mendengarkan musik dari handpone ana.

Setelah perjalanan yang cukup panjang itu, akhirnya kami sampai di Gedung DPRD Bekasi pada pukul 09.20. Semuanya pun turun dari bis dengan wajah ceria, lalu kami menunnggu di depan kantor DPRD tersebut, karna guru kami sedang mencari informasi lebih lanjut. Tidak lama kemudian kami di suruh untuk segera masuk dan menuju ke sebuah ruangan yang di namakan “Ruang Sidang”. Di pintu gedung tersebut kami di sambut hangat oleh para pegawainya. Pada saat aku sampai di depan pintu ruang sidang dan memasukinya secara perlahan. Aku terkejut dan terkagum-kagum melihat ruangan yang enak, sejuk dan nyaman itu, kamipun duduk di bangku yang nyaman, dan empuk karna tempat duduk itu adalah tempat duduk para DPRD, rasanya seneng bangad bisa ngerasain jadi anggota DPRD walaupun hanya beberapa jam saja.

Saat di ruang DPRD

Sambil menunggu perwakilan anggota DPRD (yang akan mendengarkan presentasi yang dibawakan oleh perwakilan dari kelas 9.1), kami di suguhkan sekotak snack yang berisi kue dan minuman, tetapi aku tak segera memakannya karna rasa malu. Setelah hampir 30 menit kami menunggunya, ternyata orang yang kami tunggu-tunggu telah datang yaitu Bapak Daeng Muhammad selaku Sekertaris Komisi A. Tanpa menunggu waktu lagi, acarapun segera dimulai. Acara pertama adalah pembukaan dari pembawa acara, dilanjutkan dengan sambutan yang diberikan kepada perwakilan dari sekolah kami yaitu “Bapak Dahli Ahmad” dalam sambutanya beliau menjelaskan maksud dan tujuan datangnya kami ke kantor DPRD tersebut, dan sambutan dari Sekertaris Komisi A. Setelah sambutan dari kedua pihak langsung lanjut ke acara yang kami tunggu-tunggu yaitu teman-teman kami (Zahra *mempresentasikan* ela, putri, hana dan wati *mendampingi Zahra*) akan mempresentasikan hasil penelitian kami selama hampir 1 bulan itu. Setelah beberapa menit mereka mempresentasikan akhirnya waktunya untuk berdialog. Beberapa guru dan teman kami bertanya kepada Sekertaris Komisi A tersebut mengenai hal-hal yang bersangkut-paut dengan DPRD maupun hal yang telah di presentasikan teman kami tadi.

Sekitar jam 12 siang acara tersebut selesai dan dilanjutkan dengan acara penyerahan tropy katanya sieh untuk kenang-kenangan serta foto bersama.

Setelah itu kami segera menuju bis dan langsung ke masjid yang letaknya gak jauh dari kantor DPRD untuk menunaikan sholat dzuhur.

Selesai sholat aku dan beberapa temanku kembali ke bis, sampai di bis aku dan yang lain langsung di bagikan sekotak nasi untuk makan siang *kebetulan perut niieh dah laper,, he..he..he* saat kami sedang menyantap makanan kamiPak Darussalam dan Kak Imunk bertanya kepada kami mau lanjutin perjalanan ke Jati Luhur atau langsung pulang. “tapi kalo mau ke jati luhur kalian harus ngeluarin ung 5 ribu lagi untuk masuk Jati Luhur” bilang Pak Darus,, dan semua menjawab “gak apa-pa pak,, lanjut ke Jati Luhuuurr”. Kamipun langsung melanjutkan perjalanan menuju Jati Luhur.

*On The Way to Jati Luhur*

Pada saat perjalanan menuju Jati Luhur aku biasa-biasa saja karna aku pernah singgah di sana bersama keluargaku walau hanya sekali. Aku tidak segera turun dari bis karna bagiku tempatnya sudah aku singgahi dan di sana pun sangat sepi sekali seperti kami adalah satu-satunya pengunjung disana. Setelah aku turun dari bis, aku melihat teman-temanku yang lain telah berada di pinggir waduk. Akupun langsung menyusulnya ditemani oleh temanku ana sholeha. Sampai di pinggir waduk aku benar-benar terkejut karna pemandangannya sangatlah indah, sangatlah berbeda dengan suasana saat aku ke sana sekitar satu tahun yang lalu, mungkin karna satu tahun yang lalu sangat lah ramai dengan pengunjung jadi pemandangannya agak berbeda. Di situ kami narsis ria *huuuhh,,*, dan setelah foto-foto, beberapa teman kami kembali keatas untuk mencari tempt yang tidak begitu panas, akupun mengikuti mereka semua.

Beberapa temanku mengajakku untuk memainkan sebuah wahana yang berbentuk becak memakai rel di atas, makanya temanku menyebutnya dengan kereta gantung (becak gantung). Tapi aku sama sekali tidak tertarik dengan wahana tersebut, jadi aku dan ana pergi meninggalkan mereka yang asyik naik kereta gantung tersebut, aku dan ana menuju temanku yang lain yang sedang duduk di bawah pohon besar (gita, istianah, salusih, alief, muklis, kamil, tiar dan hana). Di saat kami sedang berbincang-bicang ada seorang bapak-bpak menawarkan kepada kami untuk menaiki perahu menuju pemukiman nelayan dengan harga 5 ribu dank e pulau jodoh dengan harga 10rb. Karna mendengar pulau bernama Pulau Jodoh yang katanya disana tinggal sepasang suami istri yang umurnya lebih dari 1 abad dan bisa meramal, kamipun penasaran ingin pergi kesana. Sebelum kami kesana kami sempat tawar menawar dengan tukang perahunya untuk menurunkan harganya, tapi usaha kami tidak berhasil, apa boleh buat karna rasa penasaran ini, kami bersedia mengeluarkan uang 10rbu untuk berangkat menuju Kepulau Jodoh.

Kami pun langsung menuju Pulau Jodoh dengan perahu yang telah kami sewa 10rb perorangnya.

Aku, gita, istianah, hana, kamil, tiar, ana, dan muklis sangatlah menikmati pemandangan yang indah di tengah-tengah waduk menuju Pulau Jodoh. Di tengah perjalanan menuju pulau jodoh kami melihat ada perahu lain di belakang kami yang akan menuju pulau jodoh juga, setelah perahu tersebut makin dekat ternyata perahu itu ditumpangi oleh teman-temanku yang tadi asyik main wahana kereta gantung.

Sampai di pulau jodoh aku melihat sebuah rumah gubuk yang kata penduduk Jati Luhur itu hidup sepasang suami istri yang umurnya telah 1 abad lebih. Di pulau jodoh itu aku juga melihat keindahan yang memang benar-benar indah. Tapi entah mengapa pada saat itu aku inget dengan sesuatu yang membuatku menitihkan air mata, akupun duduk termangu sendiri sedangkan teman-teman yang lain foto-foto bersama.

Akupun tidak ingin terlarut dalam kesedihan itu, akupun langsung bergabung dengan temanku yang lain yang sedang narsis. Dan gak terasa kami hampir 1 jam berada di sana, sampai-sampai salah stu teman kami bilang “eh, dah jam setengah 4 nieh, balik yuuuk,,”. Karna kami janji akan kumpul di bis pukul 4.00 makanya kamipun segera kembali. Sampainya di bis kami telah di tunggu oleh teman yang lain, tapi aku dan beberapa temanku yang lain menuju sebuah rumah yang di jadikan tempat untuk pengunjung sholat, disana tinggal seorang wanita paruh baya, saat aku selesai shalat dan sambil menunggu temanku yang lain, beliau pun menceritakan tentang hidupnya disana, suaminya telah tiada dan dia memiliki banyak anak, tapi hanya beberapa anak yang mau mengurusinya. Dan yang membuatku tersentuh adalah wanita itu masih bisa tersenyum walau keadaan ekonominya yang sederhana, ia membuat mushola dan toilet untuk para pengunjung. Karna keasyikan mendengarkan cerita wanita itu aku dan teman-temanku lupa bahwa kami sedang di tunggu oleh guru dan teman-teman yang lain. Jadi aku segera pamit dan berlari cepat menuju bis, karna takut tertinggal.

Sesampainya di bis ternyata teman sebangku aku dan teman yang duduk di samping bangku aku pusing dan muntah-muntah. Akupun tak tahan dan segera pindah tempat duduk. Setelah itu bispun langsung jalan untuk mengantarkan kami kembali ke rumah masing-masing . aku di turunkan di wr ayu, untung ada kakakku yang baik hati yang mau menjemputku di wr ayu. Sungguh pengalaman yang melelahkan tapi menyenangkan dan mengesankan.

Sungguh semua yang kami lalui di sana memang tak dapat terlupakan, banyak sekali kesan yang aku dapat ambil dari perjalanan ke DPRD maupun ke Jati Luhur. Mudah-mudahan semua itu menjadi kenangan terindah bagiku dan bagi teman-teman yang lain.

**SELESAI**

2 komentar:

  1. demokrasi ya??
    apakah suara rakyat=suara Tuhan?

    BalasHapus
  2. suara rakyat berbeda dengan suara tuhan.

    karna suara tuhan Yg biasa kita sebut dengan "FIRMAN"
    sedangkan suara rakyat.. yach... suara manusia.. yg biasa kita sebut dengan "PERKATAAN"
    makasiih ^_^

    BalasHapus

My Activities